65 Tahun Merdeka

Indonesia 65 Tahun | Indonesia Merdeka enam puluh lima tahun | Enam Puluh Lima Tahun MerdekaTinggal beberapa kali pergantian bulan ke matahari maka kita pun akan menyambut usia Nusantara menjadi lebih dan lebih dewasa, yait enam puluh lima tahun merdeka.
Dalam konsisi tersebut, begitu banyak masalah-masalah yang membentur perkembangan negeri ini. Mulai dari bidang politik, hukum, budaya pokoknya semuanya.
Bukan jumlah sedikit lagi permasalahan yang kini tak terselesaikan. Hingga begitu seringnya berganti-ganti presiden sebelum tujuan utama presiden tersebut terlaksana.
Memang, jika kita punya tujuan namun sebelum kita mampu mencapai tujuan itu bisa terwujud, dongkol adalah hal yang pasti terasa. Yah apa mau dikata, sekarang mahasiswa bak pasukan perang bayaran.
Di media pun tidak banyak pemberitaan tentang mahasiswa bayaran atau mahasiswa yang berdemo karena uang. Bukan lagi karena rasa nasionalis yang terpendam jauh di dalam sanubari mereka.


Sekarang sih, yang namanya uang bagaikan rajanya setan. Segala hal bisa terjadi jika uang sudah memerintah. Bahkan dengan uang, ijasah sarjanapun bisa di dapat dan di sisi lain, siswa yang cerdas oun tidak mampu melanjutkan pendidikan karena uang.
Seberapa dewasa negeri ini ? Seberapa dewasa Nusantara ini ? Negeri yang begitu diagung-agungkan negara lain pada periode lalu, kini hiloang entah kemana harga diri dan cantik negerinya. Siapakah yang bertanggng jawab merusak segala hal di negeri ini ?
Sedih terasa, mampu bertahan berapa lamakah kedaulatan negeri ini ? Bisa-bisa negeri ini bukannya hancur oleh negara lain, eh malah hancur oleh perbuatan tangan bangsanya sendiri.



Dan jawaban atas tersebut, berada di tangan para generasi muda bangsa ini. Bagaimana idealisme yang bersifat nasionalis dan tidak egois bisa terpasung di benak para generasi muda Indonesia.
Meski sedikit pesimis, rasanya adalah hal yang mutlak jika kita bisa bermimpi Bangsa Indonesia bisa berjaya dan di hormati oleh bangsa-bangsa lain. BUkannya di hormati karena memiliki stok budak paling banyak.
Kita tidak perlu munafik, banyak saudara-saudara kita yang dikirim keluar negeri yang katanya sih sebagai pahlawan devisa. Namun pulang-pulang sudah bonyok minta ampun. Sukur-sukur tidak pulang bawa cucu.
Miris bukan ? sesuatu hal yang perlu dan sangat perlu di sadari dewasa kini. Sebagai salah satu pemuda, saya hanya bisa berharap perubahan itu haruslah di tanam mulai kini, mulai sekarang oleh generasi terdahulu kepada generasi baru.
Mengutip lirik dari Ariel Peterpan yang berjudul Tak ada yang abadi "Jiwa yang lama segera pergi, bersiaplah para pengganti."



Selamat ulang tahun Negeriku, jayalah selalu nusantaraku.
Laut adalah perekat, hijau tanahmu bukanlah impian.
Generasi putih bertumbuh pasti.
Hitam hati cepan seyakin pudar.
Menuju Indonesia Baru,
Indonesia Putih.

Label: