Berkunjung ke Pantai Sambolo Merak Banten

Liburan, merupakan momen yang selalu diimpikan oleh setiap pekerja. Karena waktu tersebut identik dengan kesan bahwa kita semua berada dalam posisi 'bebas' dari setiap tanggung jawab yang kita miliki sehari-hari.

Entah dalam pekerjaan, perkuliahan, dan lain sebagainya. Dan untuk saya, liburan bagi saya merupakan salah satu agenda yang wajib di setiap bulannya. Namun, saya tidak menentukan secara tegas kapan tanggal dan waktu untuk saya melakukan kegiatan tersebut

Yang jelas, liburan selalu ada dalam agenda rutin saya setiap bulannya. Karena, di perusahaan tempat saya mengabdi dengan jelas mendukung "Work, Life, Balance" bagi setiap karyawannya. Dimana hal tersebut bermaksud agar kehidupan karyawannya selalu seimbang, antara pekerjaan serta kehidupan.


Dan pada beberapa bulan yang lalu saya pun mendapat tugas luar kota untuk membackup pekerjaan di Terminal Redecco, Merak Banten. Bagi saya, dinas luar kota merupakan sebuah kesempatan emas. Kesempatan untuk bisa melihat lingkungan baru, setidaknya terlepas dari kepenatan terhadap macet dan suasana kota Jakarta yang mungkin terbilang sangat kacau baik dari lingkungan dan suasana.

Dalam JMP atau Journey Management Plan, yang merupakan aturan keselamatan dalam perjalanan yang diatur oleh kantor, membawa saya melewati rute-rute keren yang belum pernah saya lewati sebelumnya.

Dan benar saja, dalam perjalanan menuju Terminal Redecco yang ada di Merak, saya disuguhkan pemandangan laut yang menjadi favorit saya. Sepanjang perjalanan saya menyaksikan begitu indah gulungan ombak yang seakan memanggil-manggil saya untuk sekedar berenang. Namun rasanya, rasa tanggung jawab untuk tidak melakukan hal itu seakan semakin keras berteriak "Kamu kesini mau ngantor san, bukan untuk liburan", selalu menahan keinginan saya itu.

Pada penugasan kali itu, saya menginap di Hotel Horison Merak. Jarak dari hotel menuju terminal terbilang cukup jauh. Setiap harinya saya harus menempuh perjalanan 1 jam menggunakan taksi. Meski jauh, penginapan ini dipilih karena memang ketentuan kantor terhadap standar keamanan penginapan yang sudah melewati proses assessment begitu panjang. Well, bisa dibilang perusahaan tempat saya bekerja memiliki segudang peraturan demi keselamatan karyawan.

Setelah tiga hari berlalu, perasaan untuk ke pantai semakin menjadi-jadi. Hal ini juga semakin diperkuat dengan seringnya saya melihat laut. Bagaimana tidak, terminal reddecco memiliki dernaga yang langsung dapat menyuguhkan pemandangan laut begitu indah.



Dan tibalah suatu momen, ketika masa dinas saya akan berakhir akhirnya saya memutuskan untuk langsung menuju ke salah satu pantai untuk sekedar mengobati rasa rindu akan air laut berwarna biru. Memang tempat saya tinggal di Jakarta juga terbilang dekat dengan pantai, namun saya rasa bayangan Anda tentang air laut yang biru akan hancur seketika ketika Anda mengunjungi pantai di Jakarta.

Di hari terakhir bekerja, setelah pulang dari kantor saya pun segera menyimpan semua laptop dan mengambil kamera yang saya bawa. Setelah 30 menit menanti kendaraan transportasi online yang saya pesan, hanya satu yang saya sampaikan kepada pengemudinya "Pak, tolong antar saya ke pantai bagus terdekat dari sini", tanpa banyak bertanya pengemudi itu langsung segera menjalankan kendaraan.

Satu jam berlalu, saya hanya terdiam memperhatikan pemandangan sekitar yang menurut saya cukup memperhatikan. Karena masih banyak sekali bangunan atau pemukiman warga yang sepertinya berada dalam keadaan kurang layak untuk menjadi tempat tinggal. Sedangkan disamping kanan dan kirinya berdiri pabrik-pabrik megah yang mungkin terbilang sangat jauh sekali kesenjangan sosial di wilayah itu.

Selama perjalanan, pengemudi transportasi itu sebut saja namanya Pak Taryana sangat ramah dan seakan menjadi tour guide gratisan. Dia pun menjelaskan beberapa cerita tentang Provinsi Banten, menyebutkan tentang tempat-tempat wisata sampai cerita sejarah yang ada di kota itu.

Namun dalam perjalanan, pikiran saya sama sekali hanya membayangkan deburan ombak air laut kencang yang menghantam saya. Dan akhirnya tibalah saya pada sebuah wilayah Pantai Sembolo. Ketika saya tiba di pantai itu pukul 17.00 WIB dengan suasana yang sudah mulai gelap, masih tampak beberapa orang yang sedang menikmati ombak dengan berenang.

Pantai Sambolo Merak Banten


Hal yang pertama ketika tiba di Pantai itu tentu saja, saya mengabadikan momen keberadaan saya di Pantai itu. Saya benar-benar takjub dengan pemandangan yang saya lihat sore hari itu. Sunset yang cukup romantis, serta suasana angin yang menyapu lembut badan saya benar-benar membuat suasana harmoni yang benar-benar menyegarkan pikiran.

Dan setelah saya mengabadikan momen tersebut,  segera saya mengupload foto-foto koneksi internet dari XL. Meski terbilang berada di lokasi yang jauh dari kota, namun kecepatan upload masih kencang dengan jaringan yang stabil. Meski file foto yang saya ambil dari kamera GoPro dengan kapasitas masing-masing 6 Mb, saya hanya membutuhkan sekitar 10 detik untuk menguploadnya ke akun Google Local Guides milik saya.

Tidak hanya mengambil foto, saya pun memberanikan diri untuk berenang kuang lebih sejauh 1 Km dari bibir pantai selama sekitar 30 menit. Meski kondisi air laut tersebut cukup keruh namun setidaknya sudah mengobati sedikit rasa penasaran saya dengan suasana pantai yang sangat saya rindukan itu.

Pantai Sambolo terbilang cukup bersih, di sekitarnya terdapat beberapa tempat-tempat seperti saung, dan juga tempat untuk bilas pengunjung.

Dan ketika adzan maghrib berkumandang, akhirnya saya menghentikan keriangan saya di Pantai itu dengan segera berbilas untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib dan kembali ke hotel secepatnya.

Perjalanan dinas yang menyenangkan, dan mungkin ini yang dinamakan "Work Life Balance". Kita boleh bekerja sekeras mungkin, namun badan dan pikiran kita juga butuh hiburan sehebat mungkin.

Label: